Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Posted by khatulistiwa ft uniga on Jumat, 17 Desember 2010 , under | komentar (0)




Bayangkan ada seorang pendaki yang tidak hati-hati lalu terjatuh ke dalam jurang sedalam 10 meter. Sangat miris karena pendaki tersebut mengalami trauma tulang belakang yang cukup parah. Prognosa menyatakan dia bakal lumpuh seumur hidupnya dari batas pusar ke bawah (paraplegi). Menurut cerita teman-teman pendaki yang ikut mendaki bersama dia, pertolongan di tempat kejadian dilakukan oleh pendaki lain yang kemungkinan besar belum mengetahui teknik PPGD. Kita lalu akan membayangkan korban diangkat dari dasar jurang entah dengan apa dan bagaimana, namun dapat diyakinkan bahwa proses evakuasi, mobilisasi dan tranportasi korban sangatlah merugikan dan memperburuk cedera tulang belakangnya.
Bayangkan juga ada seorang pendaki yang tiba-tiba mengalami serangan jantung yang menyebabkan jantungnya tiba-tiba berhenti berdenyut lalu mengalami kematian mendadak karena tidak mendapatkan pertolongan yang cepat, padahal kita berada tidak jauh dari lokasinya. Atau seorang pemanjat tebing yang mengalami kecelakaan dan menyebabkan fraktur terbuka yang mengeluarkan cukup banyak darah lalu membuatnya pingsan. Apakah yang harus kita lakukan ?
Kejadian gawat darurat biasanya berlangsung cepat dan tiba-tiba sehingga sulit memprediksi kapan terjadinya. Langkah terbaik untuk situasi ini adalah waspada dan melakukan upaya kongkrit untuk mengantisipasinya. Harus dipikirkan satu bentuk mekanisme bantuan kepada korban dari awal tempat kejadian, selama perjalanan menuju sarana kesehatan, bantuan di fasilitas kesehatan sampai pasca kejadian cedera. Tercapainya kualitas hidup penderita pada akhir bantuan harus tetap menjadi tujuan dari seluruh rangkai pertolongan yang diberikan.
Jadi prinsip dan tujuan dilakukannya PPGD adalah :
1. Menyelamatkan kehidupan
2. Mencegah keadaan menjadi lebih buruk
3. Mempercepat kesembuhan
Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang sebagai satu system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah, mulai dari pre hospital stage, hospital stage, dan rehabilitation stage. Hal ini karena kualitas hidup penderita pasca cedera akan sangat bergantung pada apa yang telah dia dapatkan pada periode Pre Hospital Stage bukan hanya tergantung pada bantuan di fasilitas pelayanan kesehatan saja. Jika di tempat pertama kali kejadian penderita mendapatkan bantuan yang optimal sesuai kebutuhannya maka resiko kematian dan kecacatan dapat dihindari. Bisa diilustrasikan dengan penderita yang terus mengalami perdarahan dan tidak dihentikan selama periode Pre Hospital Stage, maka akan sampai ke rumah sakit dalam kondisi gagal ginjal.
Penderita dengan kegagalan pernapasan dan jantung kurang dari 4-6 menit dapat diselamatkan dari kerusakan otak yang ireversibel. Syok karena kehilangan darah dapat dicegah jika sumber perdarahan diatasi, dan kelumpuhan dapat dihindari jika upaya evakuasi & tranportasi cedera spinal dilakukan dengan benar.
Oleh karena itu orang awam yang menjadi first responder harus menguasai lima kemampuan dasar yaitu :
• Menguasai cara meminta bantuan pertolongan
• Menguasai teknik bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)
• Menguasai teknik menghentikan perdarahan
• Menguasai teknik memasang balut-bidai
• Menguasai teknik evakuasi dan tranportasi

Penyebarluasan kemampuan sebagai penolong pertama dapat diberikan kepada masyarakat yang awam dalam bidang pertolongan medis baik secara formal maupun informal secara berkala dan berkelanjutan dengan menggunakan kurikulum yang sama, bentuk sertifikasi yang sama dan lencana tanda lulus yang sama. Sehingga penolong akan memiliki kemampuan yang sama dan memudahkan dalam memberikan bantuan dalam keadaan sehari-hari ataupun bencana masal.

I. MEMINTA PERTOLONGAN

Apakah yang anda lakukan jika menemukan seseorang pasien gawat darurat ?
1. amankan penderita
2. hubungi Ambulans dengan telepon nomor 118
3. tertibkan masyarakat
4. lakukan prosedur gawat darurat
Cara memanggil Mobil Ambulans :
Putar nomor telepon 118, Telepon : (021) 687089 – 65303118 Fax : (021) 585652
Lalu sebutkan :
nama, nomor telepon, lokasi korban, jenis penyakit (sakit, kecelakaan lalin.kerja, kriminalitas), keadaan korban, dan jumlah korban

II. TEKNIK BANTUAN HIDUP DASAR (BLS-Basic Life Support)

Terdapat banyak keadaan yang akan menyebabkan kematian dalam waktu singkat, tetapi semuanya berakhir pada satu akhir yakni kegagalan oksigenasi sel, terutama otak dan jantung.
Usaha yang dilakukan untu mempertahankan kehidupan pada saat penderita mengalami keadan yang mengancam nyawa yang dikenal sebagai “Bantuan Hidup” (Life Support). Bila usaha Bantuan Hidup ini tanpa memakai cairan intra-vena, obat ataupun kejutan listrik maka dikenal sebagai Bantuan Hiudp Dasar (Basic Life Support). Apabila BHD dilakukan cukup cepat, kematian mungkin dapat dihindari seperti nampak dari tabel dibawah ini :
Keterlambatan kemungkinan berhasil
1 menit 98 dari 100
4 menit 50 dari 100
10 menit 1 dari 100
Catatan : Bila ada tanda kematian pasti seperti kaku mayat atau lebam mayat, sudah sia-sia untuk melakukan BHD.

Yang harus dilakukan pada BHD adalah :

a. Airway (jalan nafas)
b. Breathing (pernafasan)
c. Circulation (jantung dan pembuluh darah)



A. AIRWAY
Menilai jalan nafas dan pernafasan :
Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing baik
Bila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih sulit
Lakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara : Lihat-Dengar-Raba
Obstruksi jalan nafas
Merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation.lagipula perbaikan breathing tidak mungkin dilakukan bila tidak ada Airway yang baik.
a. Obstruksi total
Pada obstruksi total mungkin penderita ditemukan masih saar atau dalam keadaan tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal larink, bila obstruksi total timbul perlahan (insidious) maka akan berawal dari obstruksi parsial menjadi total.
- Bila penderita masih sadar
Penderita akan memegang leher, dalam keadaan sangat gelisah. Kebiruan (sianosis) mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada udara keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus dilakukan perasat Heimlich (abdominal thrust). Kontra-indikasi Heimlich manouvre atau kehamilan tua dan bayi.
b. Obstruksi parsial
Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik nafas, inspirasi)
- Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur.
- Lidah yang jatuh kebelakang-mengorok
- Penyempitan di larink atau trakhea-stridor

Pengelolaan Jalan nafas
a. Penghisapan (suction) – bila ada cairan
b. Menjaga jalan nafas secara manual
Bila penderita tidak sadar maka lidah dapat dihindarkan jatuh kebelakang dengan memakai :
= Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai bila ada kemungkinan patah tulang leher.
= Angkat rahang (jaw thrust)

III. BREATHING DAN PEMBERIAN OKSIGEN
Bila Airway sudah baik, belum tentu pernafasan akan baik sehingga perlu selalu dilakukan pemeriksaan apakah ada pernafasan penderita sudah adekuat atau belum.
1. Pemeriksaan Fisik penderita.
a. Pernafasan Normal, kecepatan bernafas manusia adalah :
Dewasa : 12-20 kali/menit (20)
Anak-anak : 15-30 kali/menit (30)
Pada orang dewasa abnormal bila pernfasan >30 atau <10>
b. Sesak Nafas (dyspnoe)
Bila penderita sadar, dapat berbicara tetapi tidak dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing terganggu, penderita terlihat sesak. Sesak nafas dapat terlihat atau mungkin juga tidak. Bila terlihat maka akan ditemukan :
- Penderita mengeluh sesak
- Bernafas cepat (tachypnoe)
- Pemakaian otot pernafasan tambahan
- Penderita terlihat ada kebiruan
2. Pemberian Oksigen
a. Kanul hidung (nasal canule)
b. Masker oksigen (face mask)
3. Pernafasan Buatan (artificial ventilation)
Bila diperlukan, pernafasan buatan dapat diberikan dengan cara :
a. Mouth to mouth ventilation ( mulut ke mulut )
Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen hanya 18% (konsentrasi udara paru saat ekspirasi).
Frekuensi Ventilasi Buatan
Dewasa 10-20 x/menit
Anak 20 x/menit
Bayi 20 x/menit
b. Mouth to mask ventilation
c. Bantuan Pernafasan memakai kantung (Bag-Valve-Mask, “Bagging”)

IV. CIRCULATION
1. Umum
a. Frekuensi denyut jantung
Frenkuensi denyut jantung pada orang dewasa adalah 60-80/menit.
b. Penentuan denyut nadi
pada orang dewasa dan anak-anak denyut nadi diraba pada a.radialis (lengan bawah, dibelakang ibu jari) atau a.karotis, yakni sisi samping dari jakun.
2. Henti jantung
Gejala henti jantung adalah gejala syok yang sangat berat. Penderita mungkin masih akan berusaha menarik nafas satu atau dua kali. Setelah itu akan berhenti nafas. Pada perabaan nadi tidak ditemukan a.karotis yang berdenyut.
Bila ditemukan henti jantung maka harus dilakukan masase jantung luar yang merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP,CPR). RJP hanya menghasilkan 25-30% dari curah jantung (cardiac output) sehingga oksigen tambahan mutlak diperlukan.

V. RESUSITASI JANTUNG-PARU (RJP)

1. langkah-langkah yang haurs diambil pada sebelum memulai RJP :
( American Heart association)
a. Tentukan tingkat kesadaran (respon penderita) :
Dilakukan dengan menggoyang penderita, bila penderita menjawab, maka ABC dalam keadaan baik.
b. panggil bantuan
bila petugas sendiri, maka jangan mulai RJP sebelum memanggil bantuan,
c. Posisi Penderita
Penderita harus dalam keadaan terlentang, bila dalam keadaan telungkup penderita di balikkan.
d. Periksa pernafasan
Periksa dengan inspeksi, palpasi dan aiskultasi. Pemeriksan ini paling lama 3-5 detik.
Bila penderita bernafas penderita tidak memerlukan RJP
e. Berikan pernafasan buatan 2 kali.
Bila pernafasan buatan pertama tidak berhasil, maka posisi kepala diperbaiki atau mulut lebih dibuka. Bila pernafasan buatan kedua tidak berhasil (karena resistensi/tahanan yang kuat), maka airway harus dibersihkan dari obstruksi ( heimlich manouvre, finger sweep)
f. Periksa pulsasi a, karotis (5-10 detik)
Bila ada pulsasi, dan penderita bernafas, dapat berhenti
Bila ada pulsasi dan penderita tidak bernafas diteruskan nafas buatan
Bila tidak ada pulsasi dilakukan RJP

2. Tehnik Resusitasi jantung paru (Cardiopulmonary Resusitation)
RJP dapat dilakukan oleh 1 atau 2 orang.
a. posisi penderita
penderita dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai, backboard,short spine board).
b. posisi petugas
posisi petugas berada setinggi bahu penderita bila akan melakukan RJP 1 orang, bila penderita dilantai, petugas berlutut seinggi bahu, disisi kanan penderita. Posisi paling ideal sebenernya adalah dengan ‘menunggangi’ penderita, namun sering dapat diterima oleh keluarga penderita.
c. tempat kompresi
Tepatnya 2 inci diatas prosesus xifoideus pada tengah sternum.
Jari-jari kedua tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dada penderita.
Pada bayi tekanan dilakukan dengan 2 atau 3 jari, pada garis yang menghubungkan kedua putting susu
d. Kompresi
Dilakukan dengan meluruskan siku, beban pada bahu, bukan pada siku.
Kompresi dilakukan sedalam 3-5 cm. cara lain untuk memeriksa pulsasi a, karotis yang seharusnya ada pada setiap kompresi.
e. Perbandingan Kompresi-Ventilasi
Pada dewasa (2 dan 1 petugas) 15 : 2 anak, maupun bayi, perbandingan kompresi-ventilasi adalah 5:1, ini akan menghasilkan kurang lebih 12 kali ventilasi setiap menitnya, pada dewasa dalam satu menit dilakukan 4 siklus.
f. Memeriksa pulsasi dan pernafasan
Pada RJP 1 orang, pemeriksaan dilakukan setiap 4 siklus (setiap 1 menit).
Pada RJP 2 orang, petugas yang melakukan ventilasi dapat sekaligus pemeriksaan pulsasi karotis, setiap beberapa menit dapat dihentikan RJP untuk memeriksa apakah denyut jantung sudah kembali.
Tanda-tanda keberhasilan tehnik RJP :
Nadi karotis mulai berdenyut, pernafasan mulai spontan, kulit yang tadinya berwarna keabu-abuan mulai menjadi merah. Bila denyut karotis sudah timbul teratur, maka kompresi dapat di hentikan tetapi pernafasan buatan tetap diteruskan sampai timbul nafas spontan.
g. Menghentikan RJP
Bila RJP dilakukan dengan efektif, kematian biologis akan tertunda.
RJP harus dihentikan tergantung pada :
- lamanya kematian klinis
- prognosis penderita (ditinjau dari penyebab henti jantung)
- penyebab henti jantung (pada henti jantung karena minimal listrik 1 jam)
sebaiknya keputusan menghentikan RJP diserahkan kepada dokter.
h. Komplikasi RJP
- Patah tulang iga, sering terjadi terutama pada orang tua. RJP tetap diteruskan walaupun terasa ada tulang yang patah. Patah tulang iga mungkin terjadi bila posisi tangan salah
- Perdarahan pada perut, disebabkan karena robekan hati atau limpa.
-
SKEMA TINDAKAN RESUSITASI











































III. MENGHENTIKAN PERDARAHAN

Cara :
1. Menekan dengan jari tangan
2. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka
3. Balut tekan
4. Torniket- hanya dalam keadaan tertentu
5. Menekan dengan jari tangan
Pembuluh darah yang terdekat dengan permukaan kulit ditekan dengan jari. Dengan menekan pembuluh darah anatara jari dan tulang, maka pembuluh darah akan berhenti.
Pada satu sisi manusia terdapat 6 titik pembuluh darah yang dapat ditekan dengan jari : Arteri temporalis Superficialis, Arteri Subclavia, Arteri Femoralis, Arteri Femoralis, Arteri Fasialis, Arteri Carotis Kommunis, Arteri Brachialis
6. Penekanan dengan kain bersih/sapu tangan pada luka
i. Sapu tangan yang sudah disterilkan dan belum dipakai lipatan bagian dalam dianggap bersih
ii. Letakkan bagian yang bersih tersebut langsung diatas luka dan tekanlah
iii. Perdarahan dapat berhenti dan pencemaran oleh kuman-kuman dapat dihindarkan
7. Balut tekan
8. Torniket
Pemasangan toniket hanya pada keadaan tertentu, yaitu apabila anggota badan atas (lengan) atau anggota badan bawah (kaki) terputus :
- tutup ujung tungkai yang putus dengan kain yang bersih
- bagian yang putus dimasukkan kekantong plastik yang berisi es salanjutnya dibawa bersama-sama korban ke rumah sakit

SYOK / SHOCK

Tanda-tandanya :
1. Kulit ; pucat, dingin, basah
2. Gelisah
3. Haus
4. Hitungan denyut nadi lebih dari 100 kali permenit
5. Nafas cepat
6. Orang-orangan mata (pupil) melebar
Tindakan :
 Tidurkan korban terlentang dengan kaki lebih tinggi daripada kepala
 Kendorkan pakaian korban
 Badan ditutupi dengan selimut
 Jangan diberi minum
Letakkan korban terlentang lurus bila ditemukan tanda-tanda kemungkinan patah tulang
Penanganan shock seperti penanganan PPGD dengan tetap mempertimbangkan ABC. Penatalaksanann pasien syock di bahas dalam Advanced Life Support



IV. BALUT-BIDAI

BALUT
Tujuan : Mencengah / menghindari terjadinya pencemaran kuman kedalam suatu luka
Alat : kain Segitiga, Perban, Balut Cepat, balut bertekanan/tensocrep
BIDAI
Alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang patah.
Tujuan : Mencegah pergerakan tulang yang patah.
Sarat : Bidai harus dapat mempertahankan dua sendi tulang didepan tulang yang patah
Tidak boleh terlalu kencang dan ketat, karena akan merusak jaringan tubuh.
Alat :
 Anggota badan sendiri
 Papan, bambu, dahan
 Karton, majalah, kain
 Bantal,guling, selimut
 “air splint”
 “vakum matras”

V. TRANSPOTASI

Adalah proses memindahkan kasus gawat darurat dari satu tempat ketempat lain.
Syarat : Keadaannya stabil, Jalan nafas dijamin terbuka/bebas, Monitor (pengawasan
ketat) dari Nadi dan Pernafasan.
Alat :
1. Tenaga Manusia : Satu orang, dua orang, tiga orang, empat orang
2. Tandu kasur : Kasur, papan, dahan/bambu, matras
3. Kendaraan : Darat, laut, udara

Satu orang ; terutama untuk anggota pemadam kebakaran kalau menolong korban yang tidak sadar didalam gedung yang terbakar atau yang melewati jalan / lorong sempit. Catatan: Cara seperti ini tidak boleh dilakukan pada penderita yang mengalami patah tulang punggung.
Dua orang ; kedua tangan korban pada bahu penolong yang berdiri di kanan dan dikiri, posisi setengah duduk pada keempat tangan penolong dapat juga menggunakan kursi.
Tiga orang ; tiga penolong saling berhadapan dan berpegangan tangan dibawah si korban
Empat orang ; empat penolong saling berhadapan dan berpegangan tangan dibawah si korban
Enam orang ; cara mengangkat korban dengan menggunakan kain sprei, terutama kalau ada kecurigaan adanya patah tulang punggung.


Sumber:
Semoga bermanfaat
Amsi Rahmanta
pendakilemot@yahoo.co.id
www.amsiku.multiply.com

HIPOTHERMIA

Posted by khatulistiwa ft uniga on , under | komentar (0)



“Hipothermia adalah gangguan medis yang terjadi didalam tubuh dimana terjadi penurunan temperatur tubuh secara tidak wajar disebabkan tubuh tidak mampu lagi memproduksi panas untuk mengimbangi dan menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat karena buasnya tekanan buruk dari luar, yaitu udara dingin disertai angin, juga hujan, dan ketidak-pedulian dari Subyek itu sendiri yang makin memperparah keadaan, yaitu memakai pakaian basah, tubuh lelah dan lapar, serta seluruh tubuh terutama kepala tidak terlindung dari terpaan angin dingin. Situasi tersebut menjadikan temperatur tubuh turun dengan cepat dari 37°C (temperature normal) secara keseluruhan turun hingga dibawah 35°C. Selanjutnya kematian bisa terjadi bila temperatur tubuh terus semakin turun drastis hingga dibawah 30°C. Jangan pernah mempersalahkan kondisi cuaca yang ekstrim, penyebab dan pemicu datangnya Hipothermia di Gunung bukanlah semata karena udara dingin, disertai datangnya hujan dan badai, tetapi tak lain karena sikap mental dan perilaku dari si pendaki itu sendiri yang mengundang agar dirinya terserang hipothermia, selanjutnya ketidak tahuan atau tidak memperdulikan ancaman hipothermia saat bertualang di gunung hanya akan manghadapkan seseorang dengan sebuah masalah serius, yaitu kematian.

Hipothermia sangat mungkin sekali untuk dihindari apabila betul-betul dipahami, tetapi tak jarang para pemula kegiatan alam bebas menganggap remeh dan tidak peduli dengannya hingga saat hypothermia mulai menyerang , mereka tidak mengerti harus berbuat apa, bahkan pada tahap lanjut hipothermia dimana penderita berperilaku aneh, teman-temannya mengira kesurupan. Satu hal yang perlu dipahami bahwa hipothermia bisa menyerang dimana saja, tidak harus digunung, didataran rendah, di laut, kolam renang, ataupun di sungai saat ber-arung jeram.

Mangsa HipothermiaDi dunia operasi SAR, banyak kasus para pendaki gunung yang tersesat di gunung berakhir kisah hidupnya karena terserang hypothermia (tidak disadari). Sejak awal tersesat biasanya mereka sudah melakukan tindakan fatal yang akan makin memperburuk situasi mereka (seperti: bergerak dengan cepat yang karena panik lalu menjadi lincah melebihi pergerakan normal. Manuver ini jelas menguras sebagian besar dari energi yang tersisa). Dari beberapa kasus orang tersesat digunung, dalam pergerakannya mencari jalan keluar cenderung memilih bergerak mengikuti aliran sungai dengan pertimbangan sungai pasti sampai ke desa, selain itu kemungkinan besar bisa memperoleh air dengan cepat apabila haus.

Tidak sedikit survivor terpeleset jatuh kedalam sungai, atau dengan sengaja mereka memilih berjalan didasar sungai karena tepi sungai lebat dan tidak bisa dilalui, sementara mereka takut bila menjauh dari sungai akan makin tersesat, sehingga keputusan terbaik (yang beresiko paling tinggi) dari semua pilihan yang tidak diinginkan adalah tetap mengikuti aliran sungai dengan berjalan didasar sungai (umumnya sungai-sungai digunung berisi batu-batu tua berlumut dan pasir, kecuali saat hujan deras baru mungkin air akan menggerojog dahsyat). Yang ada dalam pikiran survivor hanyalah sesegera mungkin menemukan tanda-tanda yang bisa membawanya bertemu dengan orang, atau peradaban keseharian.

Dan dalam pencariannya ini pergerakan survivor menjadi semakin jauh tanpa arah yang jelas, berteriak-teriak, meninggalkan sebagian atau seluruh perlengkapannya dengan maksud agar pergerakan mencari jalan keluar dari ketersesatannya itu menjadi lancar tidak terhambat oleh beban ransel dipunggung.
Ditengah kebingungan di belantara asing itu kabut mulai turun, bahkan disertai hujan (jangan selalu berprasangka bahwa musim kemarau digunung, cuaca akan selalu bersahabat dan sesuai dengan ramalan-ramalan kita yang tak berdasar sehingga kita akan kaget begitu dihantam hujan, lalu badai). Dengan sisa tenaga dan pakaian yang mulai basah oleh keringat, juga hujan, mungkin saja survivor memilih untuk segera mencari tempat berlindung atau melanjutkan pergerakan karena sudah kepalang basah. Bergerak ditengah hujan kabut hanyalah sebuah tindakan bunuh diri sementara rain coat, atau ponco dan jacket di tinggalkan entah dimana.

Berteduh dari kabut atau hujan (diam dan tidak bergerak) semakin membuat tubuh menggigil kedinginan, hingga umumnya survivor tetap memilih bergerak. Tanpa disadari energi terus terkuras hingga tubuh menjadi lemah dan limbung. Selanjutnya ditengah keterasingan itu hanya Tuhan Yang Maha Tahu. Penting bagi pendaki gunung, pecinta alam atau penggemar kegiatan alam bebas memahami cara kerja pembunuh tersebut, agar dalam situasi tersesat atau tertimpa suatu masalah saat berada di alam bebas tidak bertindak gegabah.Pada situasi seperti apa orang akan terkena hipothermiaTelah sedikit disinggung diawal tulisan bahwa hipothermia adalah kondisi medis yang terjadi didalam tubuh dimana panas tubuh berangsur-angsur hilang, diikuti keseluruhan temperatur tubuh “”ngedrop”" atau turun secara drastis, dan tanpa ada upaya yang berarti dari dalam dan luar tubuh untuk memproduksi panas, maka temperatur akan semakin turun hingga dibawah 30° Celcius, atau dengan kata lain mendekati pintu kubur..! Secara umum, buruknya penyekat (pakaian yang dikenakan) untuk menahan dingin dan angin, memakai pakaian basah, tercebur kedalam air (bisa jadi tercebur kedalam air hangat dalam waktu yang lama), kondisi tubuh yang lelah didalam cuaca dingin berangin, semua itu merupakan faktor pemicu hipothermia. Dalam situasi seperti inilah tanpa disadari bencana hipothermia bisa menghabisi seseorang yang sama sekali tidak memahami apa yang sedang terjadi terhadap dirinya.

Kenali hipothermia dan tanda-tandanya
Secara umum dikenal 3 tahap hipothermia, yaitu:

- Mild Hypothermia (hipothermia ringan),
- Moderate Hypothermia (hipothermia sedang),
- Severe Hypothermia (hipothermia berat).
Mild Hypothermia (temperatur tubuh drop dari 37° hingga 35°C).
Penderita mulai menggigil saat temperatur tubuhnya turun hingga 36°C (menggigil adalah usaha alamiah tubuh untuk menghasilkan panas, dan menjaga agar temperatur bagian dalam tubuh tetap stabil).
Apabila temperatur tubuh terus turun hingga dibawah 36°C, penderita merasa lelah dan dingin.
Cara berpikirnya mulai terlihat kacau dan pertimbangannya tidak logis, tidak bisa mengambil keputusan dengan benar, dan mulai berperilaku aneh diluar kebiasaan normal, serta keras kepala (hanya bertindak atas kemauan sendiri).
Gerakan tangan, kaki, dan anggota badan lainnya mulai cenderung tidak terkoordinasi dengan otak (misal; mulai sering tersandung sesuatu saat berjalan, menyampar botol minum, menginjak kompor, bahkan kesulitan untuk mengancingkan jacket).
Penderita masih terlihat bernafas secara normal namun terus menggigil dan gemetar.
Apabila penderita Mild Hypothermia tidak segera ditangani, dan itu dianggap sesuatu yang wajar saja, maka temperature tubuh semakin turun.

Moderate Hypothermia (temperatur tubuh turun dari 35° hingga 32°C),
ditandai dengan kulit ditubuhnya terlihat memucat, otot-otot menjadi kaku dan sulit menggerakkan jari tangan (koordinasi tubuh terganggu).
Jari tangan dan kaki mati rasa.
Menggigil hebat, lalu sama sekali berhenti menggigil (cadangan energy di dalam tubuh sudah habis di pergunakan untuk menggigil - bukan berarti penderita tidak lagi kedinginan)
Penderita sudah tidak mampu berpikir atau mengingat-ingat sesuatu (menjadi pelupa), dan terlihat tidak mampu merespon dengan baik, bicaranya gagap dan terlihat sulit melontarkan kata-kata.
Beberapa area tertentu pada tubuh yang biasanya selalu hangat menjadi dingin (Samping Leher, Ketiak, kunci paha).
Gerakan semakin lamban, kondisi tubuh kian lemah, dan seperti orang yang mengantuk berat.
Selanjutnya dibawah temperature 32°C semua proses metabolisme tubuh termasuk napas, degub jantung, dan fungsi otak semakin melemah.

Severe Hypothermia (temperatur tubuh terus turun dari 32° hingga 28°C),
ditandai dengan penderita mulai sering hilang kesadaran, Perilakunya tidak rasional.
Kulit terlihat membiru, napas dan denyut nadi melemah.
Pupil mata membuka lebar, penderita terlihat seperti sudah meninggal.

Kematian (temperatur tubuh terus turun dari 28° hingga 25°C).
Dibawah temperatur 28° penderita tidak sadarkan diri dan terjadi henti jantung. Kematian terjadi sebelum temperatur mencapai 25°C.
Berapa lama seseorang dapat bertahan hidup dari serangan hipothermia?
(sejak Mild Hypothermia hingga Severe Hypothermia) Sangat tergantung dari berbagai faktor yang mendukung untuk terus dapat bertahan hidup, atau berbagai faktor yang membuat situasi semakin memburuk. Kematian karena hipothermia bisa terjadi dibawah 24 jam.
(Catatan: Mild Hypothermia berpotensi menjadi bencana apabila penderita adalah “”team leader”" dalam sebuah perjalanan pendakian gunung atau misi operasi ESAR dimana dia harus mengambil keputusan, sementara anggota tim tidak paham bahwa ketua tim nya terserang hipothermia).
Dari pengalaman penulis di alam bebas, menangani seorang tim leader, atau seorang senior yang kebetulan terserang hipothermia bukanlah pekerjaan mudah, karena cenderung keras kepala, merasa dirinya paling tahu, dan kelihatan kalau egonya tidak mengijinkan orang lain memperlakukan dia sebagai seseorang yang memerlukan pertolongan. Selain membahayakan diri sendiri, sikap keras kepala membahayakan tim.
Sebaiknya diskusikan kemungkinan serangan hipothermia terhadap tim (semua personil tim tanpa kecuali) saat briefing pemberangkatan (pendakian gunung, operasi ESAR) untuk meminimalisir sikap keras kepala apabila salah seorang personil dari tim terindikasi hipothermia.

Hilangnya panas Tubuh
Hipothermia terjadi karena hilangnya panas tubuh, dan secara alami tubuh tidak mampu lagi memproduksi energi panas. Ada beberapa proses alami di alam bebas (dalam hal ini pembahasan hipothermia hanya dibatasi pada Gunung Hutan) yang membuat panas tubuh secara berangsur-angsur hilang, dan berakibat temperatur tubuh terus turun hingga berhenti pada satu titik (kematian). Proses hilangnya panas tubuh secara alami ini penting dipahami untuk dapat menghindari hipothermia sedini mungkin.

Hilangnya panas tubuh secara alami ini jarang sekali disadari oleh para pendaki gunung pemula, sementara hal ini merupakan faktor terburuk yang mempercepat terjadinya penurunan temperatur tubuh.
Prosentase terbesar hilangnya panas tubuh adalah melalui kepala, dan pernapasan, sementara komando untuk setiap gerakan tubuh kita ada didalam kepala. Kenyataan ini yang paling sering di abaikan, selain juga kekeliruan dalam berpakaian makin mempercepat hilangnya panas tubuh.
Pahamilah proses alami hilangnya panas tubuh yang terjadi saat kita berada di alam bebas, dan upaya pencegahan atau menguranginya.

Lima proses alami hilangnya panas tubuh

Proses alami hilangnya panas tubuh Upaya Pencegahan
KonveksiUdara dingin atau angin dingin, kabut ataupun hujan disertai angin dingin menerpa permukaan tubuh secara langsung (pakaian yang dikenakan tidak mampu menahan terpaan angin dingin). Panas tubuh banyak terserap untuk menghangatkan permukaan kulit sehingga lama-kelamaan tubuh bagian dalam menjadi dingin.
Contoh sederhana: Kita menggunakan konveksi saat meniup makanan atau minuman panas untuk mendinginkannya, begitu juga angin dingin melakukan hal yang sama terhadap tubuh kita.
Hindari kontak secara langsung antara permukaan kulit dengan terpaan angin dingin. Cara termudah adalah dengan mengenakan pakaian berlapis. Upayakan lapis terluar mampu menahan terpaan angin dingin.selain itu perhatikan arah angin saat mendirikan shelter sebagai tempat untuk berlindung/bermalam.

KonduksiPengaliran panas dari tubuh melalui permukaan tubuh (kulit) saat bersentuhan atau kontak dengan permukaan benda yang dingin, seperti batu tempat kita duduk, tanah basah. Dalam hal ini panas tubuh mengalir keluar dari tubuh dan terserap benda yang dingin.
Hindari kontak secara langsung dengan benda-benda atau obyek yang dingin, gunakan sarung tangan (rajut wool) agar tidak terjadi kontak langsung. Sebaiknya gunakan alas (matras) apabila duduk diatas permukaan tanah basah, atau juga batuan yang dingin.

EvaporasiPenguapan dari permukaan tubuh yang basah, (keringat, ataupun pakaian basah yang kita kenakan). Evaporasi banyak membuang panas tubuh, selain juga cairan dalam tubuh terus berkurang karena penguapan. Bila tidak ada suply cairan sebagai pengganti kedalam tubuh dapat mengakibatkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan beresiko terhadap perkembangan hipothermia.
Kenakan pakaian berlapis dengan jenis serat terbuka, ini memungkinkan terjadi sirkulasi udara hingga keringat dapat menguap dengan cepat. Memakai pakaian 2 hingga 3 lapis akan lebih baik dibanding memakai 1 pakaian tebal, tapi udara tidak bisa bersirkulasi mengakibatkan pakaian menjadi basah karena keringat tidak bisa menguap.

RadiasiPanas tubuh dipancarkan keluar dari tubuh melalui kepala (karena temperatur lingkungan diluar tubuh lebih dingin dibanding tubuh).
Kenakan selalu tutup kepala (balaclava dari wool cukup baik untuk mengurangi radiasi). Sebaiknya Kenakan juga syal untuk melindungi leher.

RespirasiPanas tubuh hilang melalui proses pernapasan (saat bernapas di lingkungan yang dingin, hidung menghirup udara dingin dan menghembuskan [membuang] udara panas dari dalam tubuh).
Lindungi hidung agar tidak langsung menghirup udara dingin, hal ini dapat dilakukan menggunakan syal, atau mengenakan balaclava yang menutup hidung namun masih dapat bernapas dengan nyaman.

Menangani penderita Hipothermia di Gunung.Prinsip dasar untuk lepas dari hipothermia adalah berupaya menaikkan temperatur tubuh yang drop dengan melindungi tubuh dari terpaan angin dingin, mengganti semua pakaian yang basah dengan pakaian kering, selanjutnya mentransfer energi dan panas kedalam tubuh (melalui minum hangat, bubur hangat, alat pemanas) serta membuat lingkungan disekitar penderita menjadi hangat.Agar diperhatikan bahwa panas tubuh sebagian besar hilang melalui kepala (radiasi), dan pernapasan (respirasi). Selain melindungi kepala dengan mengenakan balaclava, letakkan syal terbuat dari wool diatas permukaan hidung agar saat bernapas tidak secara langsung menghirup udara dingin, tetapi jangan sekali-kali memblokir jalan pernapasan.Prosedur umum Penanganan secara teknis penderita hipothermia dilapangan. INGAT! Tangani penderita Hipothermia dengan lembut dan hati-hati!!!.
Segera lindungi penderita dari terpaan angin dan kontak langsung dengan benda yang dingin.
Segera pindahkan penderita dari lingkungan yang dingin kedalam shelter, atau tenda (gelar matras didalam shelter atau tenda agar tidak lagi terjadi konduksi - tubuh penderita dengan obyek dingin disekitarnya).
Ganti seluruh pakaian basah penderita dengan pakaian kering (sebaiknya pakai 2 hingga 3 lapis pakaian), termasuk kaos kaki dan sarung tangan.
Masukkan penderita kedalam sleeping bag kering yang diberi alas matras.
Apabila penderita masih sadar berikan minuman hangat dan manis (air putih hangat, coklat hangat, atau jahe hangat - tidak terlalu pedas) sedikit demi sedikit menggunakan sendok (sebaiknya tidak menggunakan sendok logam). Jangan sekali-kali memberi minuman yang mengandung alkohol, dan hindari memberi minum kopi atau teh.
Apabila tubuh penderita bisa menerima suplai air minum hangat melalui mulut, lanjutkan dengan memberi bubur hangat manis yang juga dimulai sedikit demi sedikit.
Apabila penderita masih sadar, mintalah ijin agar diperbolehkan mengukur temperatur tubuhnya selama treatment hipothermia.
Hangatkan lingkungan didalam shelter atau tenda dengan membuat bara dari arang agar penderita menghirup udara hangat (Catatan: arang yang berkualitas tinggi tidak akan ber asap dan berbau sehingga aman untuk digunakan didalam tenda).
Hangatkan penderita pada bagian tubuh tertentu yang efectif untuk menyebarkan panas ke dalam tubuh dengan menempatkan botol plastik yang diisi air panas dan dibungkus syal atau kain pada Sisi leher, kedua ketiak, dan kunci paha.
Jangan melakukan pemijitan/masase kepada penderita karena akan mempengaruhi aliran darah dalam tubuh, dan jangan meng-olesi tubuh penderita dengan balsem/minyak gosok.
Penanganan Moderate Hypothermia, dan Severe Hypothermia di alam bebas.Selain prosedur penanganan yang sudah disebutkan diatas, Penderita Moderate dan Severe Hypothermia memerlukan penanganan khusus, tetapi pada situasi darurat di ketinggian yang sunyi, terisolir dan sulit memperoleh tenaga ahli medis, selain juga memakan waktu untuk evakuasi, maka pilihan yang ada hanyalah tetap berupaya semaksimal mungkin menangani penderita walau temperatur tubuh penderita ternyata sudah berada dibawah 29° Celcius. Catatan untuk penderita Moderate dan Severe Hypothermia.
Baringkan penderita dengan posisi kaki lebih tinggi.
Lakukan semua prosedur umum penanganan hipothermia, kecuali memberikan suplai air dan makanan melalui mulut apabila penderita sudah tidak dapat memberikan respon, karena apapun yang masuk melalui mulut cenderung dimuntahkan kembali, dan kemungkinan menggangu saluran pernapasan (hidung) karena apa yang dimuntahkan juga akan keluar melalui kedua lubang hidung.
Lakukan monitoring intensif terhadap botol pemanas yang diletakkan dikedua sisi leher, ketiak, dan kunci paha. Ganti dengan air panas baru sebelum botol menjadi dingin. (Sebagai catatan: transfer panas secara fisik atau skin to skin pada penderita Moderate dan Severe Hypothermia tidak akan banyak berpengaruh terhadap temperatur tubuh).
Lakukan monitoring intensif terhadap denyut nadi dan napas penderita. Bila tidak ada lagi denyut napas dan jantung, lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) - Pemberian bantuan napas dari mulut ke mulut disertai kompresi (penekanan pada dinding dada). Sebagai catatan, jangan lakukan pernapasan dari mulut ke mulut apabila penderita mengalami patah tulang disekitar kepala dan leher. Dan jangan lakukan kompresi apabila penderita menderita patah tulang dada (iga) - (Catatan: Disarankan tenaga medis terlatih yang melakukan RJP).
Apabila sarana transportasi dan waktu tempuh memungkinkan, dan tidak akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan hipothermia, secepatnya evakuasi penderita ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan yang intensif.
Mengukur temperatur tubuh penderita hipothermiaUntuk mengukur temperatur tubuh penderita hipothermia, letakkan thermometer pada ketiak (apabila memungkinkan, letakkan thermometer dibawah lidah penderita) selama ± 2 menit, dan lakukan pengukuran secara berkala tiap 5 menit untuk melihat perubahan temperatur tubuh.Catatan:Pengukuran temperatur tubuh penderita hipothermia yang paling efectif adalah melalui anus (thermometer di masukkan kedalam lubang anus yang sebelumnya beri pelumas terlebih dulu - tenaga medis terlatih yang melakukannya).
Jangan - mengukur temperatur tubuh penderita apabila sedang keras kepala dan tidak memperdulikan lingkungannya.
Awasi penderita yang keras kepala, karena tindakan-tindakannya yang aneh kadang berpotensi membahayakan diri sendiri atau tim.

Persenjatai diri untuk menghadapi Hipothermia
Apa yang ditulis dibawah ini hanyalah pengulangan dari “Pengetahuan Perlengkapan, Pakaian, dan Makanan Gunung Hutan” yang kadang kita abaikan karena nyentrik, dan untuk jenis makanan tidak berbau seni masak-memasak seperti saat kita kemping bersama keluarga. Memang makanan yang diperlukan untuk sebuah perjalanan gunung hutan pilihannya hanyalah dapat menunjang ketahanan tubuh kita, serta dapat mempertahankan panas tubuh, bukan kita memindah warung makan dengan berbagai pilihan menu ke sebuah ketinggian yang sunyi.
Untuk menghindari ancaman hipothermia, beberapa perlengkapan sederhana dibawah ini sebaiknya dipertimbangkan untuk selalu menemani saat “ngaprak” atau “mblakrak” di alam bebas, terutama saat mendaki gunung.
Untuk efectifitas didalam situasi darurat, bawalah selalu thermos berisi air panas yang isinya selalu siap digunakan sewaktu-waktu, tapi bukan berarti kita lalu main sambar thermos yang ada di dapur untuk dibawa ke gunung. Dalam situasi darurat digunung, seperti terserang badai, atau menunggu hujan di dalam bivak, kita harus mempertahankan panas tubuh kita dengan meminum sedikit demi sedikit air hangat, dan makanan dengan karbohidrat tinggi yang dapat dirubah dengan cepat oleh tubuh menjadi energi (misal biskuit manis) yang akan berasa nikmat bila dicelupkan ke dalam minuman coklat hangat, dan tidak perlu menunggu dengan memasak air terlebih dahulu.
Biasanya saat tubuh kita sedang menggigil rasanya malas mengeluarkan kompor dan perlengkapan lain dari dalam backpack untuk melindungi diri dari serangan udara dingin, umumnya kita lebih sibuk menggigil dari pada bertindak yang seharusnya (bukan berarti kita tidak memerlukan kompor praktis untuk memasak air atau menghangatkan makanan, membuat bubur havermout). Sebisa mungkin masukkan thermos air panas dalam daftar perlengkapan pribadi.
Sebagai catatan penting, jangan bertindak gegabah dengan meneguk minuman beralkohol karena selain hanya memberi kehangatan semu sesaat, berikutnya setelah pengaruh alkohol berangsur hilang, berangsur pula darah menjadi dingin hingga mempengaruhi stabilitas aliran darah didalam tubuh. Bukannya membantu memperkuat pertahanan tubuh, tapi membantu memudahkan hipothermia menyerang dan menghabisi kita. Lebih jauh lagi kalau kita kebablasan dalam menenggak minuman beralkohol diketinggian akhirnya kita sulit mengontrol diri, bisa-bisa jurang yang tidak kelihatan dasarnya, kita anggap kolam renang air panas alami, menggiurkan untuk diterjuni.
Makanan - Sebaiknya jangan mempersulit diri dengan membawa makanan-makanan yang memerlukan waktu lama dalam memasaknya, memerlukan banyak air, dan boros bahan bakar sementara kita berada dikawasan yang semuanya serba sulit, dan terbatas.
Sebelum menentukan makanan apa yang akan dibawa sebaiknya perhitungkan kebutuhan kalori perhari yang harus dipenuhi oleh makanan, selanjutnya pilih jenis makanan, dan buat menu harian.
Ada beberapa jenis makanan yang patut dipertimbangkan, selain dapat memenuhi kebutuhan kalori, cepat disajikan dan tidak boros air serta bahan bakar, seperti: Bubur Balita, Havermouth, moesly, biskuit manis, permen coklat batangan, permen manis, kismis, kurma kering, buah-buah yang dikeringkan, dan coklat meses (untuk dicampurkan kedalam bubur balita ataupun havermouth), seven ocean (roti survival), biskuit coklat manis.
(catatan: makanan berkalori tinggi yang telah disebutkan tersebut dapat menjadi petaka apabila dikonsumsi sehari-hari, terutama bagi para penderita hipertensi, dan kolesterol tinggi.)
Untuk makanan berbumbu yang dapat membangkitkan selera makan, kita bisa memilih mi instan yang hanya perlu diseduh air panas (catatan: ini bukan makanan utama, hanya pembangkit selera).
Satu hal yang agak sulit adalah membiasakan diri memakan makanan seperti disebutkan diatas dan menjadikannya sebagai santapan sehari-hari selama beroperasi di gunung. Beberapa jenis makanan memang tidaklah murah, tapi perlu dipertimbangkan harga makanan dibanding nyawa yang tidak bisa diukur dengan nilai uang.
Lindungilah kepala! - Kepala merupakan bagian terpenting dari tubuh dimana otak merupakan pusat syaraf yang mengendalikan gerakan-gerakan tubuh, dan perlu diingat, panas tubuh sebagian besar hilang melalui kepala (radiasi), dan pernapasan (respirasi).
Pakailah selalu penutup kepala untuk menghindari hilangnya panas tubuh karena radiasi. Untuk perjalanan di daerah dingin, balaclava terbuat dari wool merupakan pilihan terbaik karena melindungi hampir seluruh kepala, bahkan juga hidung. Selain melindungi kepala agar tetap hangat, udara yang dihirup saat bernapas juga terfilter oleh wool sehingga menjadi hangat.
Pakaian - Memilih pakaian untuk bertualang di gunung lebih ditekankan pada fungsi pakaian untuk dapat mempertahankan panas tubuh dan melindungi tubuh dari terpaan angin dingin. Pakailah pakaian berlapis (2 atau 3 lapis). Pakaian berlapis memungkinkan udara panas tetap berada diantara lapisan pakaian.
Lapis pertama memungkinkan kulit leluasa bernapas sehingga keringat tidak terperangkap diantara permukaan kulit dan pakaian. Selain juga cepat kering (tidak menyerap air). Material seperti sutra berserat kasar adalah salah satu pilihan terbaik sebagai pakaian lapis pertama karena cepat menguapkan keringat dan kain tidak menjadi basah seperti katun (pakaian untuk lapis pertama ini dikenal dengan nama “”long johns”" berupa celana panjang dan kaos lengan panjang). Tentunya banyak jenis material lain yang harganya jauh lebih terjangkau.
Lapis Kedua dapat menyerap penguapan tapi tidak menghilangkan panas yang ada. Material dari wool sangat baik untuk dipakai (contoh: sweater wool) karena wool akan tetap terasa hangat walau basah.
Lapis Ketiga, sebaiknya berupa jacket yang handal dalam menahan angin dingin, dan anti air, serta dapat menjaga agar panas tidak hilang.
Sebagai catatan, jangan memakai pakaian sempit hingga gerakan menjadi tidak nyaman. Dan bawalah selalu pakaian cadangan saat bertualang di gunung.
Sarung tangan & kaos kaki - Untuk menghindari kontak langsung dengan benda-benda dingin saat berjalan, juga untuk tidur, pakailah sarung tangan (rajut wool), yang biarpun bagian luar basah karena sering bersentuhan benda dingin/basah, namun tetap hangat dibagian dalam. Sebaiknya untuk pergerakan didaerah gunung yang dingin jangan memakai kaos kaki katun. Kaos kaki panjang model pemain sepak bola cukup baik digunakan. Bawalah kaos kaki cadangan untuk pergerakan, dan khusus untuk tidur (bermalam).
Sleeping bag - Pilihlah sleeping bag yang apabila kita berada didalamnya, udara tetap dapat bersirkulasi (tidak terperangkap dalam sleeping bag). Selain itu bawa serta matras jenis karet yang banyak dijual di toko-toko outdoor yang digunakan sebagai alas dari sleeping bag. Penting untuk selalu membawa matras untuk menghindari terjadinya konduksi saat kita harus bersentuhan dengan tanah atau batu (beristirahat ditengah perjalanan).
Catatan: bungkus selalu sleeping bag dalam kantong plastik, menjaga agar tetap kering dan hangat.
Tenda - Perlu dipertimbangkan dalam memilih tenda agar - dapat menahan angin, hujan, mempunyai sirkulasi udara yang baik, praktis dan cepat dalam mendirikannya serta dapat didirikan tanpa harus memakai patok, tidak mudah roboh, dan ergonomis tidak seperti layar yang menghadang angin. Cukup leluasa didalam tenda bukan berarti tenda harus besar, selain itu tenda juga dilengkapi dengan lapisan anti air.
Kompor & penghangat - Pemilihan kompor berdasarkan medan jelajah, dan lama operasi, berat dari kompor dan bahan bakar, selain juga kepraktisan. Disamping itu pemilihan juga didasarkan atas pengalaman masing-masing orang, karena tiap jenis kompor memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain kompor bawa juga beberapa batang lilin, dan korek api anti air. Selanjutnya untuk peralatan masak, pilihlah yang praktis dan tidak memberatkan.
Perlu dipikirkan juga untuk membawa penghangat didalam tenda yang tidak berbau sehingga mengganggu pernapasan (bawalah beberapa buah arang briket berkualitas yang dapat digunakan sebagai penghangat didalam tenda).
Sepatu - Pilih sepatu yang dapat melindungi mata kaki dan bergerigi pada sol nya. Jangan letakkan sepatu diluar tenda tanpa membungkusnya dengan pembungkus dari bahan anti air karena biarpun tidak hujan, sepatu akan menjadi dingin dan basah oleh kabut dan embun.
Beberapa perlengkapan yang sudah disebutkan sebatas alternatif pilihan untuk mencegah agar kita terhindar dari serangan hipothermia saat bertualang di gunung. Dalam hal ini tidak ada pembahasan secara detail mengenai perlengkapan, pakaian, dan makanan, karena kita dapat mempelajari sendiri pengetahuan yang lengkap mengenai perlengkapan, pakaian dan makanan diluar tulisan ini.
Penutup
Hipothermia merupakan “silent killer” yang kadang tidak kita sadari kedatangannya (sementara kita diam membisu dan menganggap bahwa ditempat dingin pasti menggigil dan itu hal biasa, padahal tubuh kita tengah berperang mati-matian melawannya).
Begitu banyak pendaki gunung yang tidak tertarik untuk memahami hipothermia yang sungguh sangat berbahaya. Perhatikan saat hipothermia mulai menyerang, dimana tubuh penderita mulai merasa kedinginan, dan menggigil, sementara teman lainnya mungkin belum begitu merasakannya. Dan begitu temperatur tubuh berangsur turun, kemampuan berpikir rasional dan membuat keputusan dengan benar menghilang. Tahap berikutnya mungkin penderita berhenti menggigil, atau menggigil hebat, dan mulai mengigau, proses berpikir melambat, dan seperti kesulitan bernapas.
Agar dimengerti bahwa Hipothermia menyerang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tanpa pengecualian. Tidak perduli dia pendaki berpengalaman, senior dalam masalah medis, atau manusia tanpa dosa. Siapa lengah, dia di serang.
Pertolongan seperti apa yang segera harus dilakukan tanpa membuat penderita ikut menjadi panik? Dan bagaimana kalau situasi seperti itu ternyata menimpa diri kita? Relakah kita mempercayai teman, bahkan diri sendiri bahwa kita terserang hipothermia, dan memerlukan pertolongan?.
Ada perumpamaan tentang hipothermia yang saya kutip dari sebuah film “”How to Survive”". Perumpamaan yang menarik ini mengatakan: “”Tewas karena hipothermia bisa diibaratkan seperti lampu-lampu yang dipadamkan satu persatu sampai akhirnya gelap total.>
Tulisan yang merupakan pengulangan dari sekian ribu tulisan sejenis ini tak lain dimaksudkan agar kita semua menghargai nyawa kita dengan bersikap dan berperilaku tidak gegabah terhadap alam bebas, dan mempersiapkan diri sebelum pergi berpetualang hingga nantinya tidak membuat malu diri sendiri atau lebih tragis lagi membuat sedih orang-orang yang ditinggalkannya.
Catatan Penting:
Penting bagi para pendaki gunung, terutama tim SAR yang dalam hal ini unit-unit pencari untuk memperlengkapi tim dengan thermometer hipothermia (skala temperatur hingga dibawah 25°C, tapi bukan thermometer ruang). Dengan adanya thermometer maka saat subyek ditemukan lalu distabilkan, segera dapat diketahui temperatur tubuh subyek, yang artinya diketahui pula tahap hipothermia apabila memang temperatur tubuhnya drop. Diharapkan penanganan terhadap hipothermia akan menjadi lebih efectif, karena perkembangan hipothermia yang diderita subyek akan terkontrol dengan pemeriksaan temperatur tubuh secara berkala.


Daftar Referensi
Survival Stresses - Hipothermia penebar maut - Alap2 S-00166 TMS-7 Yogya - 1988
Setnicka, J.Tim - Wilderness Search And Rescue - August 1980
Outdoor Action Guide to Hypothermia And Cold Weather Injuries - by Rick Curtis - Rcurtis@.princeton.edu
Kayen, 17 November 2002
badaimerapi@tms-7.org”

Iklim Dan Medan

Posted by khatulistiwa ft uniga on , under | komentar (0)




Pada kegiatan di alam bebas, sebagian besar waktu kegiatan berhubungan langsung dengan alam. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui gejala - gejala alam. Keadaan alam disekitar kita sering dapat merupakan petunjuk akan keadaan lain. Dengan mengetahui hal-hal tersebut kita dapat melakukan kegiatan dengan suatu rencana yang telah dipersiapkan dan disesuaikan dengan situasi serta kondisi yang akan dihadapi maupun keadaan lainnya dengan aman, nyaman, tenang juga menyenangkan. Kita dapat mempelajari iklim dan cuaca dengan lebih mendalam dalam ilmu klimatologi. yang merupakan bagian dan ilmu Meteorolog.

Meteorologi terbagi atas: - Bio Klimatologi

Ilmu yang mempelajari hubungan antar iklim dan mahkluk hidup

- Agricultural Meteorologi

Ilmu yang mempelajari hubungan antara cuaca dan pertanian.

- Synoptic Meteorotogi

Ilmu yang mempelajari suatu peramalan khusus mengenai cuaca (fore castin

IKLIM :

Keadaan rata-rata cuaca dalam waktu yang reatif aman disuatu daerah tertentu. Menurut ketentuan jangka waktu tersebut adalah selama 30 tahun.

CUACA:

Keadaan udara disuatu tempat pada saat tertentu dalam waktu yang relatif singkat. Cuaca senantiasa dapat berubah-ubah dalam waktu reatif singkat Sedang iklim bersifat lebih tetap dalam jangka waktu lebih ama. Unsur-unsur yang mempengaruhi iklim.

Elemen Iklim :

Sinar matahari, Kelembaban, temperatur, hujan, tekanan udara, angin, awan.

Faktor iklim:

Latitude. altitude, vegetasi. type tanah, groun cover. Berdasarkan letak geografis, bumi kita dibagi atas 3 iklim.

Iklim tropis :

23.5 LU - 23.50 LS

Iklim Subtropis :

23.5°LU - 66.5° LU dan 23.5° LS - 66.5° LS.

Mini Kutub :

66.5° LU - 90° LU dan 66.5°LS - 90° LS.

Dalam kesempatan ini hanya akan dibahas mengenai keadaan tropis. Indonesia merupakan negara beriklim tropis disekitar khatulistiwa serta letak geografisnya terletak antara dua benua yaitu Asia dan Australia, juga terdiri dan pulau-pulau yang dikelilingi oleh lautan, mengakibatkan adanya beberapa zone vegetasi hutan. Serta beberapa type hutan. Pada kesempatan ini hanya membahas tentang type hutan. stepa dan savana.

TYPE HUTAN STEPA & HAVANA

1. Hutan Payau (mangnove)

Ciri-ciri : Tidak terpengaruh oleh iklim. terpengaruh oleh pasang surut, tanah tergenang air Laut. tanah lumpur atau pasir terutama tanah liat dataran rendah pantai. Hutan tidak mempunyai stratum tajuk. perakaran pohon berupa lutut ( knee root ) atau akar jangkung ( still root ). Pohon-pohon dapat mencapai tinggi 30 meter dengan komposisi yang miskin jenis.

2. Hutau Rawa (Swamp forest)

Ciri-ciri : Tidak terpengaruh oleh iklim, tenggenang air tawar, terdapat dibelakang hutan payau. tajuk terdiri dan beberapa strata, potion dapat mencapai tinggi 50 - 60 meter. Hutan rawa disebut juga sebagai fress water swamp forest. Hutan rawa terutama terdapat di Sumatera dan Kalimantan mengikuti sungai-sungai besar.

3. Hutan Pantai ( standart forest)

Ciri-ciri : Tidak terpengaruh iklim, tanah kering (tanah pasir, berbatu karang, lempung), terdapat pada dataran rendah pantai. pohon kadangkala penuh dengan epifit antara lain : Paku-pakuan dan anggrek. terdapat terutama di pantai selatan P. Jawa, pantai barat daya Sumatera, dan Sulawesi.

Hutan Gambut (peat swamp forest) Ciri-ciri : lklim selalu basah, tanah tergenang air gambut, lapisan gambut 1-2 meter, PH 3.2, dataran rendah rata. terdapat di Kalimantan Tengah dan Barat, Sumatera Selatan dan Jambi.

4. Hutan Kerangas ( heath forest)

Ciri-ciri : lklim selalu basah, tanah pasir podsol yang miskin zat hara dan dengan diameter 10-20 cm. terdapat di Kalimantan Tengah. Kerangas : lstilah Dayak Laut Serawak, yaitu tanah miskin yang tidak tumbuh padi.

5. Hutan Hujan Tropis (Tropical Rain Forest)

Ciri-ciri : Iklim selalu basah. curah hujan tinggi. dan merata, tanah kering sampai lembab dan bermacam-macam jenis tanah. Mayoritas hidup tumbuhan berkayu (perpohonan. liana). tumbuhan berbatang kurus (tidak banyak cabang. kulit tipis). Terdapat di pedalaman. pada tanah rendah sampai berbukit (1000 mdpl) sampai pada dataran tinggi (s/d 4000 mdpi). Dapat dibedakan menjadi 3 zone menurut ketinggiannya : Hutan Hujan Bawah (2 - 1000 mdpl). Hutan Hujan Tengah (1000 - 3000 mdpl), Hutan Hujan Atas (3000 - 4000 mdpl). Terdapat terutama di Sumatera. Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian.

6. Hutan Musim (Monsoon Forest)

Ciri-ciri : Dipengaruhi iklim musim. terdapat banyak jenis tumbuhan yang menggugurkan daun, hanya ada satu ketinggian tajuk ± 25 - 30m, terdapat pada dataran rendah. rata-rata berbukit-bukit sampai dataran tinggi kering dengan bermacam-macam jenis tanaman terdapat secara mozaik didataran hutan seperti di Karawang. Cirebon. Jawa tengah. Jawa timur dan Nusa tenggara. Dapat dibedakan menjadi 2 zone menurut ketinggiannya Hutan Musim Bawah (2 - 1000 mdpl) Hutan Musim Tengah - Atas (1000 -4000 rndpl). stepa.

Yang dimaksud dengan stepa adalah suatu daerah merupakan daerah peralihan antara/dari hutan tropis berdekatan/semakin dekat sekitar hutan tumbuh.

Daerah savana mempunyai temperatur sepanjang tahun.

INTERPRETASI IKLIM & MEDAN CLOUDINESS (Keawanan)

Dengan mengetahui formasi-formasi awan. kita dapat meramal / memperkirakan keadaan cuaca dalam waktu dekat. Akan diurai 10 macam bentuk keawanan.

1. Cirrocumulus Clouds

Bulatan-bulatan kecil awan yang terkumpul member.tuk suatu hamparan berarak-arak bawah langit biru cerah, biasanya membawa alamat cuaca yang balk dalam waktu dekat, diikuti / disusul dengan air kencang serta hujan yang tidak lama. Awan ini melayang pada ketinggian 5 - 8 km.

2. Altocumulus Clouds

Semacam Cirrocumulus Clouds dengan bentuk berupa pilinan tali yang lebih besar. lebih tebal, tidak terlalu putih dan dengan bayangan pada lipatannya. Awan ini membawa tanda bahwa cuaca baik, biasanya terlihat setelah angin kencang yang disertai hujan. Altocumulus melayang pada ketinggian 1.5 - 6 km

3. Cumulonimbus Clouds

Gumpalan besan awan yang membumbung dan setinggi hampir 6 km dengan bentuk melebar pada bagian yang tinggi. Awan ini membawa pertanda akan turun hujan lebat, angin kencang disertai gemuruh guntur dan kilat. Cuiiiulonimbus membumbung dan ketinggian 1.5 -10 km.

4. Cumulus Clouds

Kumpulan awan yang paling mudah dikenali sebagai bongkahan kapas-kapas putih yang melayang pada ketinggian 2,5 km. Awan ini hanya membawa pertanda bahwa cuaca akan cerah bila bongkahannya terpisah jauh. tapi bila keadaan angin rnembuatnya menjadi berkumpul menjadi suatu bongkahan yang hesar, maka akan menjadi hujan besar. bila ditengah lautan teriihat awan cumulus tanpa kehadiran awan lain di langit, seringkali menunjukkan bahwa dibawahnya tendapat daratan.

5. Cirrus Clouds

Awan yang membentuk seperti tali putih yang terurai dengan bagian yang terurai 11 membumbung keatas. Awan mi biasanya tenhihat pada saat cuaca yang baik dengan angin sedang. Cirrus melayang pada ketinggian 5 - 9 km.

6. Cirrostratus Clouds

Awan yang terbentuk dan partikel es dan terlihat seperti cirrus. tetapi tidak melenting I membumbung keatas. Hanya awan ini membuat lingkaran / gelang cahaya di sekeliling matahari atau bulan. Bila lingkaran cahayanya besar. pertanda cuaca baik. sebaliknya bila kecil dan lebih dekat ke lingkaran matahari atau bulan. pertanda cuaca akan kurang menyenangkan. Bila langit ditutupi oleh awan cirrus dan langit diatasnya terlihat gelap dan formasinya berubah jadi Cirrostratus maka pertanda hari akan hujan. Cirrostratus melayang pada ketinggian 5 - 9 km.

7. Altos fratus Clouds

Suatu bentuk kabut kelabu yang menyebar di matahari atau bulan bisa terlihat seperti cahaya dibelakang tirai kabut. Bila kabut ini semakin tebal sehingga cahayanya benar-benan terhalang dan gelap. maka akan turun hujan. Aliostratus melayang pada ketinggian 2.5 - Skm.

8. Nimbostratus Clouds

Awan yang berupa selimut tebal dan membentang gelap. merupakan pentanda akan turun hujan dalam 4 - 5 jam mendatang dan biasanya hujan berlangsung selama benjam jam. Nimbostratus melayang pada ketinggian 1,5 - 5 km.

9. Stratocumulus Clouds

Awan yang merupakan suatu bentuk udara dingin. kasar. berbentuk masa yang berombak-ombak. biasanya menutupi seluruh langit. walaupun seringkali tipis cukup bagi matahani menyibaknya. Pancar cahaya dapat ditimbulkan dan awan ini

tetapi biasanya menghilang pada sore hari dan meninggalkan langit yang bersih pada malam harinya. Awan mi melayang pada ketinggian kurang dari 2.5 km.

10. Strato Clouds

Awan yang sangat tipis dan kondisi lapisannya sama/seragam seperti kabut di udara. seringkali tergambar bagaikan bukit kabut ketika awan terjadi. Awan stratus bukan pertanda akan hujan normal tetapi dapat memproduksi gerimis kecil. Ketika bentuknya menjadi lebih tebaUberkabut semalaman dan menutupi langit pada pagi harinya. biasanya disusul de.ngan hari yang baik. Stratus ini berada pada ketinggian 2.5 km. -

Selain melihat bentuk-bentuk keawanan untuk memperkirakan keadaan cuaca dapat juga melihat keadaan langit atau angkasa seperti pepatah kuno mengenai cuaca : "Red sky at night, shepherd's delighted sky in the morning, shepherd's warning"


  • Langit merah pada saat matahari terbenam, sebagai petunjuk bahwa hujan akan turun (kurang lebih 2 jam mendatang)
  • Langit merah pada pagi hari adalah petunj ak bahwa badai/angin kencang akan datang mendekat.
  • Langit kelabu pada pagi hari (seperti mendung) biasanya awal dari hari yang cerah tanpa hujan.
  • Bila pagi-pagi terlihat kabut/halimun bergerak keatas dan lembah adalah pentanda cuaca terang. Tetapi bila kabut tetap pada posisinya di lembah­lembah hingga mendekati tengah hari, maka kemungkinan besar akan berubah menjadi hujan pada sore hari
  • Bila malam hari langit terlihat cerah. membawa pertanda baik yang balk. cuaca tenang. Tetapi bila keadaan ini terjadi pada musim kemarau. suhu pada malam hari akan sangat dingin.

Sumber: http://mapalamahesa.multiply.com

Zoologi & Botani

Posted by khatulistiwa ft uniga on Sabtu, 09 Oktober 2010 , under | komentar (0)



Mempelajari botani dan zoology praktis dianggap penting untuk lebih mengenal jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan darurat (survival food) atau obart-obatan. Selain itu kita dapat mengenal jenis tumbuh-tumbuhan dan hewan yang harus dijauhi karena beracun, berbisa, atau dapat menganmcam keselamatan jiwa. Hal ini penting karena alam Tropis memiliki karakteristik yang berbeda dengan alam Sub Tropis.

Daerah tropis memiliki karakteristik sebagai berikut : Keanekaragaman species yang tinggi tetapi dalam satu species jumlah populasinya rendah. Artinnya harus lebih banyak mengenal keanekaragaman species yang lebih banyak bila dibandingkan dengan yang di Sub Tropis. Selain itu alam tropis dengan jumlah populasi yang tidak terlalu banyak menyebabkan kita harus sedikit berusaha lebih keras lagi guna memanfaatkannya. Yang terakhir cuaca alam tropis relatif stabil dan perbedaan yang drastic dan ekstrim jarang ditemukan.


Botani Praktis

Permasalah dalam survival mengenai masalah Botani Praktis adalah survivor harus mengenal karakteristik alamnya. Karena daerah di Indonesia ini dapat dikelompokan menjadi beberapa zona geografi tumbuhan.

Secara garis besar, tumbuh-tumbuhan dibedakan pada dua hal :

1. Tumbuhan yang dapat dimakan (berguna, mengandung air, dapat dipakai sebagai obat-obatan, dll)
2. Tumbuhan yang berbahaya (beracun).


Tumbuhan Yang Dapat Dimakan

Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi batang / umbi akar), setelah itu baru buah, biji, dan daun.

Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan :
a. Bagian tumbuhan yang masih muda /tunas.
b. Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
c. Tumbuhan yang tidak berbulu.
d. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap.
e. Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia.

Langkah-langkah yang perlu bila akan memakan tumbuhan :
a. Makan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal.
b. Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja.
c. Sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu, karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid.
d. Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalah dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan tunggu reaksinya. Bila tidak ada rasa aneh (panas, pahit) berrati cukup aman.
e. Yan paling baik adalah terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan dimakan.

Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
a. Umbi di dalam tanah : jenis talas, kentang, bengkuang, paku tanah.
b. Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu, begonia.
c. Buah : kelapa, arbei hutan, konyal (markisa hutan), nipah (dirawa)
d. Biji : padi, jagung, biji rumput teki (di Madura), biji saniten yang sudah tua
e. Bunga : turi, pisang.
f. Daun : rasamala, melinjo, babadotan, tespong, antanan.


Tumbuhan Obat

Dapat dikelompokan menjdai dua :
a. Dimakan/diminum, contoh :

* Bratawali (Anamitra cocculus), tumbuhannya merayap. Terdapat di hutan, di kampung. Batangnya direbus, rasanya pahit. Gunanya obat anti demam, anti malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan.
* Keji Beling/ngokilo (Strobilateses). Tumbuhan semak dan di hutan. Ambil daunnya, dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
* Sembung/sembung manis (Blumen Balsmifira). Jenis rumput-rumputan, terdapat di padang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, dapat digunakan untuk sakit panas, sakit perut.

b. Tumbuhan Obat Luar, untuk luka

* Getah pohon Kamboja, untuk menghilangkan bengkak, juga untuk terkilir.
* Air rebusan Bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu (kapuk hutan).
* Daun Sambiloto ditumbuk halus, atau daun Ploso untuk anti sengatan kalajengking.
* Kirinyuh.


Tumbuhan Beracun

- Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan.
- Getah pohon Rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya karena merusak jaringan.
- Getah Jambu Monyet menyebabkan gatal-gatal.
- Buah Aren mentah menyebabkan gatal-gatal.
- Kecubung, beracun bila dimakan.
- Rarawean, dapat menyebabkan gatal-gatal dan pedih.
- Daul Pulus dapat menyebabkan gatal-gatal dan panas
- Si Cantik Beracun.


Tumbuhan Berguna Lainnya

* Tumbuhan penyimpan air : tumbuhan beruas (bamboo, rotan, dll), tumbuhan merambat, kantung semar, kaktus dll.
* Tumbuhan pembuat atap/perlindungan : daun nipah, aren, sagu dll.
* Pengusir ular dan serangga : lemo
* Indikator air bersih : tespong, selada air.

Jamur di hutan sebaiknya jangan dimakan karena sulit untuk membedakan Janis yang bias dimakan atau yang beracun, keculai bagi yang sudah ahli, selain itu kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air. Pedoman umum untuk menentukan jamur yang dapat dimakan, seperti : tidak berwarna menyolok, tidak bercahaya, tidak memiliki gelang pada tangakinya, tidak berbau memuakkan, tidak memberi efek warna hitam bila disentuh kan ke benda-benda perak.
Pedoman seperti itu sebenarnya terkadang sangat berbahaya. Banyak juga jamur yang mempunyai cirri-ciri diatas justru mengandung racun. Contohnya Amanita phallolder berwarna putih kecoklatan, tidak mempunyai gelang, justru memiliki racun yang mematikan manusia. Amanita Verna dan Amanita virosa yang berwarna berwarna putih bersih memiliki racun yang mematikan. Ketiga jamur itu bila dimakan, setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak dirawat segera, 6 jam kemudian dapat menyebabkan kematian.


Zoologi Praktis

Sebagaian besar hewan pada dasarnya dapat dimakan. Kesulitannya adalah bagaimana cara mendapatkannya. Untuk itu diperlu pengetahuan tentang habitat, dan tingkah laku hewan tersebut.
Untuk menangkap hewan diperlukan keberanian dalam mengambil keputusan, misalnya : hewan selalu mencari air untuk keperluan sehari-harinya. Apabila kita ingin mendapatkan bermacam hewan, harus menuju sumber air. Dalam hal ini kita akan dihadapkan pada satu masalah. Bila di dekat sumber air banyak hewannya berarti juga banyak hewan yang berbahaya bagi kita.


Habitat Hewan

Habitat yang paling banyak jenis hewannya adalah pantai dan laut dangkal. Semakin tinggi permukaan tanah, jenis hewan yang ada semakin sedikit. Jadi bila tersesat digunung dan ingin mencari makanan (hewan), jangan terus naik ke puncak gunung. Lebih baik turun, kemungkinan besar akan menemukan berbagai jenis hewan.


Prilaku Hewan

Prilaku setiap hewan adalah khas. Kapan kita akan mudah menangkap suatu hewan, kapan harus menghindarinya. Pada musim kawin, hewan-hewan biasanya kurang peka terhadap sekelilingnya. Saat seperti inilah yang baik untuk menangkapnya. Burung-burung pindah dari daerah dingin ke daerah panas. Ikan salem atau belut/lindung yang berpindah tempat di sungai dan laut untuk bertelur. Ular yang menjaga telur atau anaknya biasanya bertambah ganas.


Binatang Berbahaya

* Nyamuk di daerah malaria.
*Lalat dayak/lalat kerbau (besarnya 2 kali lalat biasa) terdapat dihutan Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan gatal, bias infeksi.
* Lebah, sengatannya beracun, dalam jumlah besar/banyak dapat mematikan.
*Kelabang, kalajengking. Bekas sengatannya sakit, bengkak. Untuk mengurangi rasa sakit dapat dengan ammonia, tembakau dan sambiloto.
* Pacet, lintah. Menghispa darah, untuk melepaskannya siram dengan air tembakau.
*Ular berbisa : ular Hijjau, ular bakau, ular tanah, ular sendok/kobra, ular belang dll. Umumnya jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk kepala (segi tiga), leher relatif kecil, terdapat lekukan antara mata dan hidung, mempunyai gigi bias.


Binatang Yang Berguna

- Hampir semua mamalia dan burung dapat dimakan dagingnya
- Ular, kadal, kura-kuran dapat dimakan.
- Lebah bias diambil madu dan larvanya.
- Cacing dan siput hutan dapat dimakan.


Serpentes (Ophidia)

Di Indonesia banyak sekali jenis ular termasuk yang berbisa. Ular pada umumnya aktif di siang hari. Anggota badan yang banyak digigit adalah tungkai, kemudia jari kaki.
Ular yang banyak menyebabkan kematian antara lain ular tanah (angkistrodon), ular hijau (Trimeresurus), ular Anang, Biludah.
Macam gigi bias :

*AGLYPHA, tidak mempunyai gigi bias. Contoh : ular Sanca / phyton, ular sawah (umumnya dari keluarga Colubridae).
*PHISTOGLYPHA, mempunyai gigi bias dibelakang. Contoh : Ular Cincin Mas (Boiga dendrophila), Ular Pucuk/Ular Daun (Dryophis).
*PROTEROGLYPHA, mempunyai gigi bias di depan, yang efektif untuk menyalurkan bias. Contohnya Elapidae, Hydrophiidae.
* SOLENOGLYPHA, mempunyai gigi bias di depan dan dapat dilipat. Umumnya gigi bias tersebut besar. Contohnya Crotalidae, Viperridae.

Macam bisa :

*Neurotoksin, yang menyerang jaringan saraf dan bersifat bertentangan dengan tranmisi rangsangan saraf. Menyebabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jaringan otak.
*Hemotoksin, yang menyerang darah dan system peredarannya. Dapat menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak dan menggumpal.
* Kardiotoksin, yang diserang adalah otot jantung.
* Miksotoksin, yang diserang cairan dalamtubuh.

Penanggulangan Gigitan Ular :

* Korban jangan banyak melakukan gerakan, dan tidak panaik.
* Luka dibersihkan.
*Torniket digunakan untuk mencegah kemungkinan menjalarnya bias ke Jantung. Torniket diletakkan antara luka dengan jantung (luka di daerah anggota badan).
*Ular yang menggigit harus ditangkap dan diketahui jenisnya. Bila berbisa, dapat ditentukan jenis bisanya.
* Korban dibawa ke puskesmas setempat / rymah sakit terdekat.

Obat yang biasa digunakan untuk menawarkan bias:

* Aspirin untuk menghilangkan rasa sakit.
* Vitamin B kompleks dan Paracetamol untuk menghilangkan rasa nyeri dan panas.
* Antivenin Polyvalent, serum anti bias yang bersifat umum.
* Antivenin Taipan, serumuntuk gigitan ular Taipan.
* Antivenin Brown Snake, serum untuk gigitan ular Mulga.
* Antivenin Papua Black Snake, serum untuk gigitan ular hitam Irian.